11 November 2010

Tujuan dan Sasaran Pengembangan Destinasi Pariwisata



Tujuan Pengembangan Destinasi Pariwisata :

  • Menyusun dan memantapkan kebijakan nasional pengembangan destinasi pariwisata

  • Meningkatkan pengembangan kebijakan destinasi pariwisata

  • Meningkatkan kebijakan pengembangan destinasi pariwisata utama berkelas dunia

  • Meningkatnya daya saing usaha pariwisata nasional.

  • Meningkatnya perjalanan wisatawan nusantara.

  • Menyusun standard dan sistem akreditasi produk dan
    usaha pariwisata.

  • Mengimplementasikan standarisasi, akreditasi dan sertifikasi produk dan usaha pariwisata.



  • Sasaran Pengembangan Destinasi Pariwisata :
  • Tersusun dan terwujudnya pemantapan kebijakan nasional pengembangan destinasi pariwisata.

  • Meningkatkan pengembangan kebijakan destinasi pariwisata.

  • Meningkatkan kebijakan pengembangan destinasi pariwisata utama berkelas dunia.

  • Meningkatnya daya saing usaha pariwisata nasional.

  • Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara.

  • Tersusunnya standard dan sistem akreditasi produk dan usaha pariwisata.

  • Terlaksananya pengimlementasian standarisasi, akreditasi dan sertifikasi produk dan usaha pariwisata.

  • 7 November 2010

    Membangkitkan Pariwisata di Timor Tengah Selatan

    Saya cukup prihatin dengan dunia kepariwisataan di Timor Tengah Selatan. Bukan apa-apa, saya pikir seharusnya Pemerintah kita bisa mengembangkan lebih banyak ikon-ikon pariwisata yang ada di Timor Tengah Selatan sehingga mampu menarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestic. Kalau kita bandingkan dengan daerah-daerah lain jumlah wisatawan asing (saya berbicara tidak dalam konteks domestik) yang berkunjung jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan daerah kita.

    Padahal jika kita berkaca, kita punya banyak potensi pariwisata, Kekayaan alam kita melimpah. Kita juga punya banyak peninggalan-peninggalan bersejarah. Semua itu tentu merupakan potensi di bidang kepariwisataan.

    Namun kenapa para wisatawan tidak datang ke daerah kita? Kenapa mereka lebih memilih datang ke daerah-daerah lain yang ada di NTT? Tidak bisa ditampik lagi kalau alasannya : salah urus.

    Lalu bagaimana agar orang bisa datang ke daerah kita? Apa yang salah dengan daerah ini sehingga para wisatawan tidak mau datang? Karena saya hanya seorang konsumen pariwisata, maka saya akan mencoba melihatnya secara praktis dan tentu saja dari kacamata konsumen.

    Menurut saya, syaratnya sederhana saja kenapa orang bisa datang ke suatu tempat untuk berwisata : Nyaman, murah dan menarik. Saya berbicara dalam konteks pariwisata secara umum, bukan secara khusus seperti backpacker, camping dan jenis pariwisata yang memiliki keinginginan khusus lainya.


    Yang pertama nyaman, Kenapa nyaman?

    Nyaman yang saya maksud tidak hanya nyaman itu sendir dalam artian harfiah tapi juga mudah untuk diakses.  Orang cendrung tidak akan  datang ke tempat yang sangat sulit dan butuh pengorbanan besar untuk kesana. Terlebih lagi fasilitas penginapan disana masih minim.

    Ada beberapa faktor yang menentukan permasalahan kenyamanan ini. Hal yang paling utama adalah masalah transportasi dan akomodasi. Dua hal ini adalah dua syarat minimal suatu tempat nyaman untuk dikunjungi. Transportasi yang saya maksud di sini adalah transportasi umum.

    Saya pikir pelaku bisnis transportasi dan akomodasi di Daerah kita sudah ada. Namun permasalahannya tidak ada standarisasi. Jika sudah ada transportasi yang layak ke tempat-tempat wisata yang ada di daerah kita, apakah sudah cukup layak untuk kebutuhan pariwisata? Belum lagi restoran. Apakah di tempat-tempat yang jauh disana sudah ada restoran yang layak bagi turis? Bagaimana kalau sehabis makan disana sakit perut?

    Yang kedua menarik. Kenapa Menarik?

    Orang tidak akan datang ke tempat yang tidak menarik. Kita harus pintar-pintar mengemas pariwisata kita. Ciptakan slogan dan merek pariwisata yang bagus. Ini memang soal marketing.  Merek Visit Indoensia 2008 saya pikir sudah baik.

    Orang tidak akan tau keindahan daerah kita jika tidak dilihatkan foto-foto obyek dan daya tarik wisata yang ada di TTS. Orang tidak akan tau ada suku asli orang Timor yang ada di Boti kalau kita tidak publikasikan. Barang-barang bersejarah juga hanya akan menjadi barang rongsokan kalau tidak kita kemas di museum menjadi sesuatu yang bisa dinikmati. Intinya adalah bagaimana kita membuat barang dagangan kita menarik sehingga orang tertarik untuk membelinya. Barang yang bagus jika tidak dikemas dengan baik juga belum tentu orang akan membelinya.

    Hal yang paling penting dalam mengemas pariwisata adalah tentang informasi.  Para calon pariwisata harus dapat dengan semudah-mudahnya  dan selengkap-lepngkapnya mendapatkan informasi tentang tempat yang ia kunjungi  tentunya juga dengan menarik. Media termudah saat ini adalah internet. Kebanyakan orang saat ini menggunakan internet untuk mencari informasi. Kita bisa mulai dari sini. Semua informasi tempat pariwisata yang ada harus ada di internet. Termasuk tentang transportasi dan akomodasinya. Tentunya harus disajikan dan dikemas secara menarik agar orang tertarik.

    Kebudayaan tidak akan bisa dijual kalau kita tidak mengemasnya.
    Coba saja anda googling tempat-tempat pariwisata yang anda ketahui. Apakah sudah tersedia informasi yang menarik? Atau bahkan belum ada informasinya sama sekali?

    Terakhir murah. Kenapa Murah?

    Pada dasarnya kalau kita punya banyak uang, kita bisa mencapai tempat manapun di dunia ini. Extremnya, kalau uang kita tidak terbatas, kita bahkan bisa mengunjungi semua pulau-pulau indah di Indoensia. Bahkan pulau-pulau yang tidak diketahui sekalipun. Indoensia punya ribuan pulau yang indah. Tinggal sewa kapal pesiar. Kita bisa tinggal di dalam sana.

    Namun pada kenyataannya tidak seperti itu. Zaman sekarang justru kebanyakan wisatawan pergi dengan budget terbatas. Tentu biaya menjadi constrain yang penting. Oleh karena  menciptakan suatu kondisi agar orang dapat mengakses suatu tempat dengan murah menjadi penting. Pembangunan sarana prasarana dan infrastruktur menjadi penting.

    Jika ketiga kata kunci tersebut bisa kita wujudkan di daerah ini, maka saya yakin orang akan datang ke daerah kita. Saya lihat daerah yang sudah mendekati hal ini adalah Bali. Hal ini karena Bali sudah memiliki masyarakat yang ‘nyambung’ dengan pasar pariwisatanya. Alhasil keadaan tersebut dengan sendirinya tercipta oleh masyarakatnya sendiri. Kalau ada yang bilang Bali bisa seperti itu karena alamnya indah dan kebudayaannya menarik, saya pikir tidak seperti itu. Kita punya banyak tempat yang indah. Kita juga punya puluhan kebudayaan yang juga unik seperti Bali. Tinggal mau atau tidak untuk menjualnya.

    Apa yang saya tulis diatas hanyalah paparan secara praktis. Yang jelas saya pikir tiga kata kunci itu yang harus menjadi pedoman pemerintah dalam membangkitkan pariwisata TTS. Untuk mewujudkannya memang tidak sesedarhana itu. Diperlukan sinergi dari semua pihak di TTS, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta ataupun media massa.  Pemerintah sudah punya program Visit Indonesia 2008, namun saya pikir pelaksanaannya belum optimal. Yang banyak dilakukan hanyalah promosi dan pameran, namun sebenernya kita belum berbuat sesuat yang signifikan di daerah kita sendiri.

    Urusan pariwisata bukanlah suatu hal yang bisa diurus setengah-setengah. Pariwisata pada dasarnya bisa menjadi penyokong ekonomi suatu negara karena pariwisata berkaitan langsung dengan perdangagan. Banyak kota-kota besar di dunia hanya menggantungkan dirinya dari pariwisata.

    Lalu kita bagaimana? Dengan semua potensi yang kita miliki tentunya kita bisa lebih dari itu. Bayangkan jika potensi pariwisata kita dikelola dengan baik, berapa PAD yang bisa dihasilkan.

    Sudah saatnya kita serius mengelola kepariwisataan di Timor Tengah Selatan.

    NB : Data diperoleh dari berbagai sumber

    Peluang Investasi Pariwisata

    Potensi dan Peluang investasi di sektor Pariwisata dititik beratkan untuk segera mewujudkan wisata perkotaan dan wisata pedesaan. Dalam kaitan tersebut, pemerintah harus membangun berbagai fasilitas yang bisa mendorong arus investasi dan para wisatawan ke daerah tersebut. Obyek -  obyek yang harus dibangun antara lain :
    1.    Pelestarian Kebudayaan
    2.    Pengembangan Daerah potensi wisata unggulan
    3.    Pengembangan Taman Rekreasi 
    4.    Pengembangan Agro Wisata
    5.    Pengembangan Taman Baca
    6.    Pengembangan obyek wisata Sungai dan Danau
    7.    Secara singkat dapat disimpulkan peluang Investasi Sektor Pariwisata sebagai berikut:
    a.    Usaha Perhotelan
    b.    Usaha Restoran
    c.    Jasa Biro perjalanan Wisata
    d.    Penanaman Investasi pada obyek wisata yang ada.